Tuesday, November 29, 2011

Pembelajaran Hikmah dari 10 Muharram




Lying on the ember like sand it's Hussein (Alayhis Salaam)
He who has purified this Universal Religion with His Blood, it's Hussein (Alayhis Salaam)
May thousands of Salutations be upon Hussein (Alayhis Salaam) son of Haydar (Alayhis Salaam)
He who didn't lament on the demise of His young son, it's Hussein (Alayhis Salaam)
He who despite of losing everything didn't lose Himself, it's Hussein (Alayhis Salaam)
May thousands of Salutations be upon Hussein (Alayhis Salaam) son of Haydar (Alayhis Salaam)
He who has revived Islam, it's Hussein (Alayhis Salaam)
It is with His Blood that Islam has find its brightness in both worlds
May thousands of Salutations be upon Hussein (Alayhis Salaam) son of Haydar (Alayhis Salaam)
In the Martyrdom of Hussein (Alayhis Salaam) is the death of yazid
Islam is revived after each Karbala
May thousands of Salutations be upon Hussein (Alayhis Salaam) son of Haydar (Alayhis Salaam)


Sejarah 10 Muharram tanggal kembali ke zaman sejarah islam, era berperang suku di Semenanjung Arab. Karena kurangnya kepemimpinan yang baik pada waktu itu, pada hari' Asyura' atau 10 Muharram. Oleh karena itu untuk mengenang kepada Imam Hussain karena kebenarannya, ia dihormati dan dipuja oleh semua umat Islam Terlepas dari apakah mereka Syiah atau Sunni atau lainnya. Jadi 10 Muharram diamati sebagai hari berkabung oleh umat Islam khususnya Syiah di peringatan hari Wafatnya kematian Imam Husain.

Hari kesepuluh Bulan Muharram adalah bulan peringatan Tragedi Hari Asyura seperti yang terjadi pada  Imam Husain a.s, cucu tercinta Nabi Muhammad (saw dan keluarganya), menjadi Syahid di Karbala, 680 M . Kisah menyedihkan pada waktu itu dan ini sangat menyentuh bagi semua Muslim..

Di Karbala, Imam Husain didampingi oleh anggota keluarganya dari keluarga Nabi Muhammad SAW, termasuk perempuan dan anak-anaknya di Bunuh secara Keji bersama-sama dengan pengikut setianya secara brutal terbunuh. Sementara yang berhasil menyelamatkan dari garis keturunan Imam Husain adalah Imam Zainal Abidin, dan pembantaian cucu Nabi tercinta dan keluarga bergema di seluruh umat muslim.

Tragedi di Karbala telah menjadi titik fokus dari tradisi devosional yang menjunjung tinggi tema keadilan, etika dan zikir. Untuk untuk Umat Muslim. Namun, aspek yang lebih abadi dari kehidupan Imam Husain terus mengilhami umat Islam dalam kehidupan sehari-hari - contoh tentang komitmen, kepemimpinan yang tidak mementingkan diri dan Ambisi, ketabahan dalam menghadapi penindasan dan dari di atas semua adalah  pengabdian kepada Allah dan teguh dalam memegang Kebenaran dalam Islam.

Mendaratnya kapal Nabi Nuh

“Ia adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur”
[Hadits Riwayat Ahmad 2/359-360 dengan jalan dari Abdusshomad bin Habib Al-Azdi dari bapaknya dari Syumail dari Abu Hurairah]

pada hari itu Allah ‘azza wa jalla menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya. Sebagai ungkapan syukur kepada-Nya, Nabi Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari itu. Dan ketika Rasulullah mendengar Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyuraa’ karena alasan itu, maka beliau saw bersabda: “Kita lebih berhak (untuk mengikut) Musa ‘alaihissalam dari pada mereka”
[HR. Bukhari dan Muslim ]


Kelebihan Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah dimana empat bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Allah swt  berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram,”
(QS. At Taubah: 36)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :
“(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.”
[HR. Muslim 1162)

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)

Oleh karena itu sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim dan yang selain beliau menyebutkan bahwa puasa ‘Asyura terbagi menjadi tiga keadaan:

1. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan Tasu’ah (9 Muharram), ini yang paling afdhal.

2. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama.

3. Berpuasa pada hari ‘Asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi, namun sebagian ulama yang lain memberi keringanan (tidak menganggapnya makhruh).

Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram

Mayoritas hadits menunjukkan cara ini:

صَامَ رَسُولُ الهِع صَلَّى الهُت عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ الهِس إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهُم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Para shahabat berkata:"Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi." Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.", tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.

[Hadits Shahih Riwayat Muslim 2/796, Abu Daud 2445, Thabary dalam Tahdzibul Atsar 1/24, Baihaqi dalam Al-Kubra 4/287 dan As-Shugra 2/119 serta Syu’abul Iman 3506 dan Thabrabi dalam Al-Kabir 10/391]


Wallahu a’lam bish shawab.

Semoga Allah (swt) memberikan kami pemahaman yang benar terhadap bulan Muharram, membawa kita pada jalur yang benar dan menjauhkan kita dari segala kesalahan dan dosa besar. Semoga Allah (swt) menerima upaya kita dan memaafkan kekurangan kita, Ameen.

Source:
1. Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai
2. Dari beberapa hadis lainnya serta sumber lainnya.


1 Your well comment?:

Sabina Khan said...

Assalaamualaikum Shaykh,
I am in financial difficulty, I have lost my job and I have a court case coming up. Please could you advise me on a pray to read to become victorious over my enemies.

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys